KONTAK BAHASA DAN AKIBATNYA
1.
A.
Pengertian
Thomason (2001: 1) berpendapat bahwa kontak bahasa adalah
peristiwa penggunaan lebih dari satu bahasa dalam tempat dan waktu yang sama.
Penggunaan bahasa ini tidak menuntut penutur untuk berbicara dengan lancar
sebagai dwibahasawan atau multibahasawan, namun terjadinya komunikasi antara
penutur dua bahasa yang berbeda pun sudah dikategorikan sebagai peristiwa
kontak bahasa.
Sebagai contoh, ketika dua kelompok wisatawan saling meminjamkan alat masak selama dua atau tiga jam, mereka pasti akan berusaha untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Peristiwa komunikasi ini, meskipun mungkin dalam bentuk yang sangat sederhana, sudah masuk dalam kategori kontak bahasa.
Sebagai contoh, ketika dua kelompok wisatawan saling meminjamkan alat masak selama dua atau tiga jam, mereka pasti akan berusaha untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Peristiwa komunikasi ini, meskipun mungkin dalam bentuk yang sangat sederhana, sudah masuk dalam kategori kontak bahasa.
1.
B.
Faktor Penyebab Kontak Bahasa
Thomason (2001: 17-21) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kontak bahasa dapat dikelompokan menjadi lima, yaitu :
1.
a.
Adanya dua kelompok yang berpindah ke daerah yang tak berpenghuni kemudian
mereka bertemu disana
Dalam kasus ini, kedua kelompok bukan merupakan kelompok
pribumi sehingga satu sama lain tidak menjajah atau merambah wilayah
masing-masing. Antartika, sebagai tempat dimana tidak ada populasi manusia yang
menetap disana, merupakan contoh dari adanya kontak bahasa dengan sebab ini.
Para ilmuwan dari berbagai belahan dunia saling melakukan kontak bahasa dalam
perkemahan mereka selama berada disana.
1.
b.
Perpindahan satu kelompok ke wilayah kelompok lain
Peristiwa perpindahan ini bisa dengan cara damai atau
sebaliknya, namun kebanyakan tujuan dari adanya perpindahan ini adalah untuk
menaklukan dan menguasai wilayah dari penghuni aslinya. Sebagai contoh, pada
awalnya masyarakat Indian menerima kedatangan bangsa Eropa dengan ramah, begitu
pun sebaliknya. Namun, bangsa Eropa kemudian berkeinginan untuk memiliki tanah
Amerika, sehingga ketika jumlah mereka yang datang sudah cukup banyak, mereka
mengadakan penaklukan terhadap warga pribumi.
Peristiwa terjadinya kontak bahasa dalam hal ini, yaitu melalui adanya peperangan. Namun, tidak semua kontak bahasa terjadi melalui proses saling bermusuhan. Ada juga yang terjadi melalui perdagangan, penyebaran misi agama serta adanya perkawinan campuran antara warga pribumi dan bangsa Eropa.
Kasus lain terjadinya kontak bahasa yang disebabkan oleh perpindahan ini adalah adanya gelombang imigran dimana para imigran pendatang baru mengambil alih wilayah dari imigran sebelumnya, seperti yang terjadi di New Zealand. Pada awalnya, wilayah tersebut tidak berpenghuni sampai penutur bahasa Maori – bahasa yang masuk dalam cabang Polynesian dari keluarga Austronesian – mendiami wilayah tersebut sebelum 1000 Masehi. Namun kemudian, para imigran Eropa datang dan mengambil alih wilayah dari imigran sebelumnya ini. Adanya peristiwa ini menyebabkan bahasa yang dipakai di New Zealand secara mayoritas adalah bahasa Inggris, meskipun bahasa Maori juga masih dipakai dan dipertahankan keberadaannya.
Hal sama mengenai peristiwa ini juga terjadi di Amerika Utara, dimana para penutur bahasa Spanyol menggusur penduduk pribumi di wilayah California dan barat daya, kemudian para penutur bahasa Inggris berimigrasi dan mengambil alih tanah dan kekuasaan dari para penutur bahasa Spanyol di bagian wilayah yang sekarang disebut sebagai United States.
Namun demikian, di samping perpindahan dengan penaklukan dan penguasaan tersebut, ada pula kontak bahasa yang terjadi dengan jalan damai, yaitu perpindahan kelompok-kelompok kecil atau individu-individu yang tersebar yang bergabung dengan para imigran yang telah datang lebih dulu dan menempati wilayah itu sebelumnya. Kebanyakan para kelompok imigran yang datang ke Amerika menempuh jalan ini, salah satunya adalah Pennsylvania Dutch, yang sebenarnya merupakan penutur bahasa Jerman, bukan Belanda.
Peristiwa terjadinya kontak bahasa dalam hal ini, yaitu melalui adanya peperangan. Namun, tidak semua kontak bahasa terjadi melalui proses saling bermusuhan. Ada juga yang terjadi melalui perdagangan, penyebaran misi agama serta adanya perkawinan campuran antara warga pribumi dan bangsa Eropa.
Kasus lain terjadinya kontak bahasa yang disebabkan oleh perpindahan ini adalah adanya gelombang imigran dimana para imigran pendatang baru mengambil alih wilayah dari imigran sebelumnya, seperti yang terjadi di New Zealand. Pada awalnya, wilayah tersebut tidak berpenghuni sampai penutur bahasa Maori – bahasa yang masuk dalam cabang Polynesian dari keluarga Austronesian – mendiami wilayah tersebut sebelum 1000 Masehi. Namun kemudian, para imigran Eropa datang dan mengambil alih wilayah dari imigran sebelumnya ini. Adanya peristiwa ini menyebabkan bahasa yang dipakai di New Zealand secara mayoritas adalah bahasa Inggris, meskipun bahasa Maori juga masih dipakai dan dipertahankan keberadaannya.
Hal sama mengenai peristiwa ini juga terjadi di Amerika Utara, dimana para penutur bahasa Spanyol menggusur penduduk pribumi di wilayah California dan barat daya, kemudian para penutur bahasa Inggris berimigrasi dan mengambil alih tanah dan kekuasaan dari para penutur bahasa Spanyol di bagian wilayah yang sekarang disebut sebagai United States.
Namun demikian, di samping perpindahan dengan penaklukan dan penguasaan tersebut, ada pula kontak bahasa yang terjadi dengan jalan damai, yaitu perpindahan kelompok-kelompok kecil atau individu-individu yang tersebar yang bergabung dengan para imigran yang telah datang lebih dulu dan menempati wilayah itu sebelumnya. Kebanyakan para kelompok imigran yang datang ke Amerika menempuh jalan ini, salah satunya adalah Pennsylvania Dutch, yang sebenarnya merupakan penutur bahasa Jerman, bukan Belanda.
1.
c.
Adanya praktek pertukaran buruh secara paksa
Kontak bahasa pada beberapa perkebunan di daerah Pasifik
berawal ketika para buruh yang dibawa kesana, beberapa karena pemaksaan,
berasal dari berbagai pulau Pasifik yang berbeda. Banyaknya orang Asia Selatan
di Afrika Selatan pada awalnya berasal dari pertukaran buruh pada industri tebu
sekitar abad XIX. Hal ini menyebabkan bahasa Tamil, salah satu bahasa India,
menjadi bahasa minoritas di negara tersebut.
Adanya pertukaran buruh atau budak ini mendorong sosiolinguis untuk membuat perbedaan antara yang secara sukarela atau yang dipaksa untuk berpindah. Perbedaan ini tentu saja memengaruhi sikap mereka terhadap negara yang dituju dan seringkali juga pada hasil kontak bahasa.
Cara berbeda untuk memulai adanya kontak adalah dengan datang ke tempat yang belum dimiliki sebelumnya, yaitu datang bersama-sama dengan tujuan khusus ke wilayah yang netral, seperti yang dilakukan oleh misi Yesuit di St. Ignatius, Montana. Berdasarkan nasihat penduduk setempat, misi ini didirikan di lokasi netral yang tidak menjadi milik suku manapun namun digunakan sejumlah suku asli Amerika sebagai tempat berkumpul dan bertaruh.
Dalam masa-masa eksplorasi, banyak kota yang bermunculan di daerah pantai sepanjang rute perdagangan Eropa. Di kota-kota ini, penduduk pribumi berkumpul untuk bertemu dan melakukan perdagangan dengan para pedagang Eropa. Di pesisir Cina misalnya, orang-orang Eropa hanya diijinkan untuk mendarat di dua lokasi, yaitu Canton dan Macau. Mereka dilarang untuk menjelajah di selain kedua lokasi tersebut.
Adanya pertukaran buruh atau budak ini mendorong sosiolinguis untuk membuat perbedaan antara yang secara sukarela atau yang dipaksa untuk berpindah. Perbedaan ini tentu saja memengaruhi sikap mereka terhadap negara yang dituju dan seringkali juga pada hasil kontak bahasa.
Cara berbeda untuk memulai adanya kontak adalah dengan datang ke tempat yang belum dimiliki sebelumnya, yaitu datang bersama-sama dengan tujuan khusus ke wilayah yang netral, seperti yang dilakukan oleh misi Yesuit di St. Ignatius, Montana. Berdasarkan nasihat penduduk setempat, misi ini didirikan di lokasi netral yang tidak menjadi milik suku manapun namun digunakan sejumlah suku asli Amerika sebagai tempat berkumpul dan bertaruh.
Dalam masa-masa eksplorasi, banyak kota yang bermunculan di daerah pantai sepanjang rute perdagangan Eropa. Di kota-kota ini, penduduk pribumi berkumpul untuk bertemu dan melakukan perdagangan dengan para pedagang Eropa. Di pesisir Cina misalnya, orang-orang Eropa hanya diijinkan untuk mendarat di dua lokasi, yaitu Canton dan Macau. Mereka dilarang untuk menjelajah di selain kedua lokasi tersebut.
1.
d.
Adanya hubungan budaya yang dekat antarsesama tetangga lama
Faktor kontak bahasa yang satu ini, menjelaskan pada kita
bahwa kita tidak mencari mengenai asal usul adanya kontak, karena hal itu pasti
terjadi dahulu kala ketika kelompok-kelompok menjadi tetangga. Kontak bahasa
merupakan salah satu hasil dari penggabungan tahunan (untuk tujuan pertahanan)
pada sejumlah suku –suku pegunungan di barat laut United States ketika
mereka berpindah ke lembah untuk berburu kerbau.
Kontak bahasa juga terjadi sebagai hasil dari perkawinan campuran diantara suku Aborigin Australia yang mempraktekan eksogami. Lebih jauh lagi, ini juga bisa terjadi sebagai hasil dari perdagangan yang dilakukan antar kelompok-kelompok tetangga.
Dalam skala yang lebih kecil, kontak bahasa antar individu bisa terjadi sebagai akibat dari beberapa hal seperti perkawinan campuran yang terjadi antara wanita-wanita Vietnam yang menikah dengan tentara Amerika selama perang Vietnam, pertemuan antara siswa-siswa yang belajar di luar negeri, pengadopsian balita-balita Rumania dan Rusia oleh pasangan-pasangan Amerika, atau bisa juga pelajar yang sedang menjalani pertukaran pelajar dan harus menetap sementara di rumah penduduk setempat.
Kontak bahasa juga terjadi sebagai hasil dari perkawinan campuran diantara suku Aborigin Australia yang mempraktekan eksogami. Lebih jauh lagi, ini juga bisa terjadi sebagai hasil dari perdagangan yang dilakukan antar kelompok-kelompok tetangga.
Dalam skala yang lebih kecil, kontak bahasa antar individu bisa terjadi sebagai akibat dari beberapa hal seperti perkawinan campuran yang terjadi antara wanita-wanita Vietnam yang menikah dengan tentara Amerika selama perang Vietnam, pertemuan antara siswa-siswa yang belajar di luar negeri, pengadopsian balita-balita Rumania dan Rusia oleh pasangan-pasangan Amerika, atau bisa juga pelajar yang sedang menjalani pertukaran pelajar dan harus menetap sementara di rumah penduduk setempat.
1.
e.
Adanya pendidikan atau biasa disebut ‘kontak belajar’
Di zaman modern ini, bahasa Inggris menjadi lingua franca
dimana semua orang di seluruh dunia harus mempelajari bahasa Inggris jika
mereka ingin belajar Fisika, mengerti percakapan dalam film-film Amerika,
menerbangkan pesawat dengan penerbangan internasional, serta melakukan bisnis
dengan orang Amerika maupun orang-orang asing lainnya. Bahasa Inggris juga
menjadi lingua franca dalam komunikasi internasional melalui internet.
Banyak orang yang menggunakan bahasa Inggris dengan tujuan ini, tidak
berkesempatan (dan kadang bahkan tidak berkeinginan) untuk praktek berbicara
dengan penutur asli bahasa Inggris.
Contoh lain dari kontak belajar adalah bahasa Jerman baku di Swiss, dimana penutur bahasa Jerman berdialek Swiss harus belajar bahasa Jerman baku di sekolah. Hal yang sama juga terjadi pada orang muslim di seluruh dunia yang harus mempelajari bahasa Arab klasik untuk tujuan keagamaan, meskipun mereka mungkin tak akan pernah bertemu dengan penutur bahasa Arab dialek modern.
Contoh lain dari kontak belajar adalah bahasa Jerman baku di Swiss, dimana penutur bahasa Jerman berdialek Swiss harus belajar bahasa Jerman baku di sekolah. Hal yang sama juga terjadi pada orang muslim di seluruh dunia yang harus mempelajari bahasa Arab klasik untuk tujuan keagamaan, meskipun mereka mungkin tak akan pernah bertemu dengan penutur bahasa Arab dialek modern.
1.
C.
Akibat Kontak Bahasa
Kontak bahasa berhubungan erat dengan terjalinnya kegiatan
sosial dalam masyarakat terbuka yang menerima kedatangan anggota dari satu atau
lebih masyarakat lain.Thomason (2001:157) mengatakan bahwa adanya lingua
franca menyebabkan terjadinya kontak bahasa. Lebih jauh lagi, Thomason
menyatakan bahwa tiga hal akibat percampuran bahasa memunculkan bahasa pidgins,
creol, dan bahasa bilingual campuran. Fenomena tersebut merupakan
fenomena yang saling terpisah, hanya saja untuk pidgin dan creol, dua
hal tersebut terjadi secara alami bersama-sama.
Thomason (2001: 158), menyampaikan bahwa bahasa-bahasa yang mengalami kontak tidak harus selalu menjadi lingua franca. Pidgin dan kreol muncul dalam konteks dimana orang-orang dari latar belakang linguistik yang berbeda perlu mengadakan pembicaraan secara teratur, inilah asal muasal lingua franca; sedangkan bahasa bilingual campuran merupakan golongan bahasa tersendiri yang bukan merupakan bahasa dari pergaulan luas.
Thomason (2001: 158), menyampaikan bahwa bahasa-bahasa yang mengalami kontak tidak harus selalu menjadi lingua franca. Pidgin dan kreol muncul dalam konteks dimana orang-orang dari latar belakang linguistik yang berbeda perlu mengadakan pembicaraan secara teratur, inilah asal muasal lingua franca; sedangkan bahasa bilingual campuran merupakan golongan bahasa tersendiri yang bukan merupakan bahasa dari pergaulan luas.
·
Apa itu pidgin dan kreol?
Thomason (2001:159), menyatakan bahwa pidgin secara
tradisional adalah bahasa yang muncul dalam kontak situasi baru yang melibatkan
lebih dari dua kelompok kebahasaan. Kelompok-kelompok ini tidak memiliki
satupun bahasa yang diketahui secara luas diantara kelompok-kelompok yang
saling terkontak. Mereka perlu berkomunikasi secara teratur, namun untuk tujuan
yang terbatas, misalnya perdagangan. Dari beberapa kombinasi alasan ekonomi,
sosial dan politik, mereka tidak mempelajari bahasa yang digunakan oleh masing-masing
kelompok, melainkan hanya mengembangkan pidgin dengan kosakata yang secara
khusus digambarkan (meskipun tidak selalu) dari salah satu bahasa yang
mengalami kontak. Tata bahasa pidgin tidak berasal dari salah satu bahasa
manapun, melainkan merupakan sejenis kompromi persilangan tata bahasa dari
bahasa-bahasa yang terkontak, dengan lebih atau sedikit terpengaruh oleh
pembelajaran bahasa kedua universal; secara khusus kemudahan belajar membantu
menentukan struktur kebahasaan pidgin.
Pandangan-pandangan mengenai pidgin di atas membawa beberapa implikasi, yaitu bahwa pidgin tidak memiliki penutur asli: pidgin selalu digunakan sebagai bahasa kedua (atau ketiga, atau keempat, atau…) dan secara khusus digunakan untuk tujuan terbatas bagi komunikasi antarkelompok. Implikasi yang kedua, yaitu bahwa pidgin mempunyai lebih sedikit bahan atau materi linguistik dibandingkan bahasa nonpidgin – lebih sedikit kata, serta tata bahasa dan sumber gaya dalam sintak dan wacana yang terbatas.Contoh pidginisasi terjadi pada kontak bahasa pada bahasa Bali, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris dalam kawasan pariwisata di Bali.
Selanjutnya creol, creolsangat kontras dengan pidgin, dimana creol mempunyaipenutur asli dalam komunitas ujaran. Seperti pidgin,creol berkembang dalam kontak situasi yang didalamnya melibatkan lebih dari dua bahasa. Creol secara khusus menggambarkan leksikonnya, namun tidak tata bahasanya. Grammar creol sama seperti pidgin yang berasal dari persilangan bahasa yang dikompromikan oleh kreator, seseorang yang mungkin atau tidak mungkin memasukkan penutur asli dari bahasa lexfier. Pada kenyataan beberapa bahasa creol merupakan penutur asli pidgin.
Thomason (2001: 198) juga menyebutkan bahwa akibat lain dari adanya kontak bahasa adalah bahasa bilingual campuran (bilingual mixed languages). Pengistilahan ini merujuk pada fakta bahwa bahasa tersebut diciptakan oleh dwibahasawan, hanya saja agak sedikit melenceng karena pada dasarnya tidak ada batasan berapa jumlah bahasa yang bisa digabungkan untuk membentuk bahasa bilingual campuran ini. Oleh sebab itu, tidak ada alasan mengapa multibahasawan tidak dapat membentuk sebuah bahasa campuran dengan menggambarkan pada tiga atau lebih bahasa yang mereka tuturkan, meskipun Thomason juga mengatakan bahwa dia tidak tahu satupun bahasa campuran yang stabil dimana semua komponennya tergambar dari lebih dari dua bahasa.
Chaer dan Agustina (2010: 84) berpendapat bahwa peristiwa-peristiwa kebahasaan yang mungkin terjadi sebagai akibat adanya kontak bahasa adalah peristiwa bilingualisme, diglosia, alih kode, campur kode, interferensi, integrasi, konvergensi, dan pergeseran bahasa. Berikutnya kita akan membahas satu-persatu peristiwa tersebut.
Pandangan-pandangan mengenai pidgin di atas membawa beberapa implikasi, yaitu bahwa pidgin tidak memiliki penutur asli: pidgin selalu digunakan sebagai bahasa kedua (atau ketiga, atau keempat, atau…) dan secara khusus digunakan untuk tujuan terbatas bagi komunikasi antarkelompok. Implikasi yang kedua, yaitu bahwa pidgin mempunyai lebih sedikit bahan atau materi linguistik dibandingkan bahasa nonpidgin – lebih sedikit kata, serta tata bahasa dan sumber gaya dalam sintak dan wacana yang terbatas.Contoh pidginisasi terjadi pada kontak bahasa pada bahasa Bali, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris dalam kawasan pariwisata di Bali.
Selanjutnya creol, creolsangat kontras dengan pidgin, dimana creol mempunyaipenutur asli dalam komunitas ujaran. Seperti pidgin,creol berkembang dalam kontak situasi yang didalamnya melibatkan lebih dari dua bahasa. Creol secara khusus menggambarkan leksikonnya, namun tidak tata bahasanya. Grammar creol sama seperti pidgin yang berasal dari persilangan bahasa yang dikompromikan oleh kreator, seseorang yang mungkin atau tidak mungkin memasukkan penutur asli dari bahasa lexfier. Pada kenyataan beberapa bahasa creol merupakan penutur asli pidgin.
Thomason (2001: 198) juga menyebutkan bahwa akibat lain dari adanya kontak bahasa adalah bahasa bilingual campuran (bilingual mixed languages). Pengistilahan ini merujuk pada fakta bahwa bahasa tersebut diciptakan oleh dwibahasawan, hanya saja agak sedikit melenceng karena pada dasarnya tidak ada batasan berapa jumlah bahasa yang bisa digabungkan untuk membentuk bahasa bilingual campuran ini. Oleh sebab itu, tidak ada alasan mengapa multibahasawan tidak dapat membentuk sebuah bahasa campuran dengan menggambarkan pada tiga atau lebih bahasa yang mereka tuturkan, meskipun Thomason juga mengatakan bahwa dia tidak tahu satupun bahasa campuran yang stabil dimana semua komponennya tergambar dari lebih dari dua bahasa.
Chaer dan Agustina (2010: 84) berpendapat bahwa peristiwa-peristiwa kebahasaan yang mungkin terjadi sebagai akibat adanya kontak bahasa adalah peristiwa bilingualisme, diglosia, alih kode, campur kode, interferensi, integrasi, konvergensi, dan pergeseran bahasa. Berikutnya kita akan membahas satu-persatu peristiwa tersebut.
1.
1.
Bilingualisme
Spolsky menyebutkan bahwa bilingualisme ialah ketika
seseorang telah menguasai bahasa pertama dan bahasa keduanya (45:1998).
Sedangkan, Chaer (2007:65-66)menyampaiakan beberapa pendapat ahli sebagai
berikut.
·
Blomfield
(1995) mengartikan bilingual sebagai penguasaan yang sama baiknya oleh
seseorang terhadap dua bahasa.
·
Weinrich
(1968) menyebutkan bahwa bilungual merupakan pemakaian dua bahasa oleh
seseorang secara bergantian; sedangkan
·
Haugen
(1966) mengartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan tuturan yang
lengkap dan bermakna dalam bahasa lain yang bukan termasuk bahasa ibunya.
Dengan demikian, bilingualisme merupakan penguasaan
seseorang terhadap dua bahasa atau lebih (bukan bahasa ibu) dengan sama
baiknya. Bilingualisme terjadi pada penutur yang telah menguasai B1 (bahasa
pertama) kemudian ia juga mampu berkomunikasi dengan B2 (bahasa kedua) secara
bergantian seperti yang terjadi di Montreal.
1.
2.
Diglosia
Ferguson (melalui Chaer dan Agustina,2010: 92) menggunakan
istilah diglosia untuk menyatakan keadaan suatu masyarakat dimana terdapat dua
variasi dari satu bahasa yang hidup berdampingan dan masing-masing mempunyai
peranan tertentu. Contoh dari bahasa Jawa terdapat bahasa Jawa Ngoko, Madya,
dan Kromo.
1.
3.
Alih kode
Alih kode merupakan peralihan dari kode yang satu ke kode
yang lain, baik pada tataran antarbahasa, antarvarian (baik regional atau
sosial), antarregister, antarragam, dan antargaya. Secara umum alih kode adalah
pergantian (peralihan) pemakaian dua bahasa atau lebih,beberapa variasi dari
satu bahasa, atau beberapa gaya dari satu ragam bahasa. Apple (1976:79 melalui
Chaer dan Agustina, 107-108) mendefinisikan alih kode itu sebagai gejala
peralihan pemakaian bahasa karena berubah situasi. Berbeda dengan Apple yang
menyatakan alihkode itu antarbahasa, maka Hymes (1875:103) menyatakan alih kode
itu bukan hanya terjadi antarbahasa, tetapi dapat juga terjadi antar
ragam-ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam suatu bahasa. Contoh alih
kodeketika penutur A dan B sedang bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa
sunda kemudian datang C yang tidak mengerti bahasa sunda maka A dan B beralih
kode dalam bahasa Indonesia yang juga dimengerti oleh C.
1.
4.
Campur kode
Thelender (1976: 103 melalui Chaer dan Agustina, 115: 2010)
mencoba menjelaskan mengenai alih kode dan campur kode. Bila dalam suatu
peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu klausa suatu bahasa ke klausa
bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode. Tetapi apabila di
dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun frase-frase yang digunakan
terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases),
dan masing-masing klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi
sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi adalah campur kode bukan alih
kode.Perhatikan percakapan berikut yang dilakukan oleh penutur dwibahasawan Indonesia-
Cina Putunghoa di Jakarta, diangkat dari laporan Haryono (1990 melalui
Chaer dan Agustina, 2010: 117).
Lokasi : di bagian iklan kantor surat kabar harian indonesia
Bahasa : indonesia dan cina putunghoa
Waktu : senin, 18 November 1988, pukul 11. WIB
Penutur : informan III (inf) dan pemasanga iklan (PI)
Topik : memilih halaman untuk memasang iklan
Inf III : ni mau pasang di halaman berapa? (anda, mau pasang di halaman berapa?)
PI : di baban aja deh (dihalaman depan sajalah)
Inf III :mei you a! Kalau mau di halaman lain; baiel di baban penuh lho! Nggak ada lagi! ( kalau mau di halaman lain. Hari selasa halaman depan penuh lho. Tidak ada lagi)
PI : na wo xian gaosu wodejingli ba. Ta yao di baban a (kalau demikian saya beri tahukan direktur dulu. Dia maunya di halaman depan)
Inf III: hao, ni guosu ta ba. Jintian degoang goa hen duo. Kalau mau ni buru-buru datang lagi (baik, kamu beri tahu dia. Iklan hari ini sangat banyak. Kalau kamu mau harus segera datang lagi)
Lokasi : di bagian iklan kantor surat kabar harian indonesia
Bahasa : indonesia dan cina putunghoa
Waktu : senin, 18 November 1988, pukul 11. WIB
Penutur : informan III (inf) dan pemasanga iklan (PI)
Topik : memilih halaman untuk memasang iklan
Inf III : ni mau pasang di halaman berapa? (anda, mau pasang di halaman berapa?)
PI : di baban aja deh (dihalaman depan sajalah)
Inf III :mei you a! Kalau mau di halaman lain; baiel di baban penuh lho! Nggak ada lagi! ( kalau mau di halaman lain. Hari selasa halaman depan penuh lho. Tidak ada lagi)
PI : na wo xian gaosu wodejingli ba. Ta yao di baban a (kalau demikian saya beri tahukan direktur dulu. Dia maunya di halaman depan)
Inf III: hao, ni guosu ta ba. Jintian degoang goa hen duo. Kalau mau ni buru-buru datang lagi (baik, kamu beri tahu dia. Iklan hari ini sangat banyak. Kalau kamu mau harus segera datang lagi)
1.
5.
Interferensi
Interferensi adalah penyimpangan norma bahasa masing-masing
yang terjadi di dalam tuturan dwibahasawan (bilingualisme) sebagai akibat dari
pengenalan lebih dari satu bahasa dan kontak bahasa itu sendiri. Interferensi
meliputi interferensi fonologi, morfologi, leksikal, dan sintaksis. Contoh
interferensi fonologi pada kata Bantul èmBantul. Interferensi
morfologi pada kata terpukulèkepukul. Hal ini terinterferensi bahasa
Indonesia oleh bahasa jawa. Interferensi sintaksis pada kalimat di sini toko
laris yang mahal sendiriètoko laris adalah toko yang paling mahal di
sini. Interferensi leksikon pada kata kamanahèkemana (bahasa
Indonesia terinterferensi bahasa Sunda).
1.
6.
Integrasi
Integrasi merupakan bahasa dengan unsur-unsur pinjaman dari
bahasa asing dipakai dan dianggap bukan sebagai unsur pinjaman, biasanya unsur
pinjaman diterima dan dipakai masyarakat setelah terjadi penyesuaian tata bunyi
atau tata kata dan melalui proses yang cukup lama. Contoh police dari
bahasa Inggris yang telah diintegrasikan oleh masyarakat Malaysia menjadi
polis, kata research juga telah diintegrasikan menjadi riset.
1.
7.
Konvergensi
Secara singkat Chaer dan Agustina (2010: 130) menyatakan
bahwa ketika sebuah kata sudah ada pada tingkat integrasi, maka artinya kata
serapan itu sudah disetujui dan converged into the new language. Karena
itu proses yang terjadi dalam integrasi ini lazim disebut dengan konvergensi.
Contoh berikut proses konvergensi bahasa indonesia dan sebelah kanan bentuk
aslinya.
Klonyoè eau de cologne sirsakè zuursak
Sopir è chauffeur researchè riset
Klonyoè eau de cologne sirsakè zuursak
Sopir è chauffeur researchè riset
1.
8.
Pergesesan bahasa.
Pergeseran bahasa (language shift) menyangkut masalah
penggunaan bahasa oleh seorang penutur atau sekelompok penutur yang bisa
terjadi sebagai akibat perpindahan dari satu masyarakat tutur ke masyarakat
tutur lain (Chaer dan Agustina, 2010: 142). Kalau seorang atau sekelompok orang
penutur pindah ketempat lain yang menggunakan bahasa lain, dan bercampur dengan
mereka maka akan terjadi pergeseran bahasa. Contoh pergeseran bahasa
Jakarta baru-baru ini telah membuka lapangan kerja bagi para lulusan SMK untuk
ditempatkan pada pabrik di kawasan jabodetabek. Kemudian para pemuda yang
berasal dari SMK diseluruh Indonesia berbondong untuk menjadi pekerja di pabrik
tersebut. Para pemuda yang berasal dari berbagai daerah tersebut pasti akan
mengalami kontak bahasa. Ketika mereka berbicara dengan penutur yang berasal
dari daerah yang sama maka mereka menggunakan bahasa daerah, namun ketika
berbicara bukan dengan penutur yang berasal dari daerah yang sama maka mereka
menggunakan bahasa indonesia dialek jakarta. Dengan adanya peritiwa ini maka
pergeseran bahasa sangat mungkin terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar